Hadits Manajemen Pendidikan | Ujian Akhir Semester

Pembahasan Ujian Akhir Semester | Hadits Manajemen Pendidikan


Soal Nomor 1

Baca buku Hadis Manajemen Pendidikan yang diterbitkan Penerbit Aksara Satu [2020] atau YKM Publishing [2020]. Hadis manajemen pendidikan  menjadi landasan epistem dalam merancang bagunan keilmuan manajemen pendidikan Islam. Landasan ini mempengaruhi dalam membangun konsepsi manusia, konsepsi  pendidikan. Coba deskripsikan apa yang saudara pahami tentang konsep manusia,  dan konsep pendidikan menggunakan kerangka hadis manajemen pendidikan ? sebutkan dasar hadisnya. Coba narasikan dengan membandingkan landasan sosial, ekonomi, dan politik bagi terbangunnya konsepsi manusia dan pendidikan serta implikasinya bagi upaya meretas jati diri dan nilia manusia. Landasan mana yang hari ini dianggap paling baik menyelamatkan masa depan manusia?

Jawaban : 


MPI Press - Konsep manusia menurut hadis manajemen pendidikan adalah sesuatu yang merujuk pada pandangan atau pendapat tentang sifat dan hakikat manusia. Menurut hadis manajemen pendidikan, manusia dianggap sebagai makhluk yang memiliki potensi yang luar biasa dan memiliki kemampuan untuk berkembang dan belajar sepanjang hidupnya.


Sementara itu, konsep pendidikan menurut hadis manajemen pendidikan adalah proses yang mengajarkan kepada seseorang tentang cara mengembangkan potensi yang dimilikinya, meningkatkan kemampuan berpikir, memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang terus-menerus dan berkelanjutan sepanjang hidup seseorang, mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.


Hadis manajemen pendidikan menekankan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada proses belajar di sekolah atau lembaga formal, tetapi juga merupakan proses yang terjadi di lingkungan sosial dan keluarga seseorang. Selain itu, hadis manajemen pendidikan juga menekankan bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian seseorang dan membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat.


Dalam kerangka hadis manajemen pendidikan, terdapat beberapa hadis yang menjelaskan tentang konsep manusia dan konsep pendidikan. Berikut ini beberapa contohnya:


"Setiap anak-anak Adam adalah pemimpin, dan setiap orang yang diutus sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab." (Hadis riwayat Bukhari)


Hadis ini menekankan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang luar biasa dan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dianggap memiliki potensi yang sama, tidak tergantung pada latar belakang, jenis kelamin, atau status sosial.


"Cari ilmu itu wajib bagi setiap muslim." (Hadis riwayat Muslim)


Hadis ini menekankan bahwa pendidikan merupakan kewajiban bagi setiap orang Muslim. Pendidikan tidak hanya terbatas pada proses belajar di sekolah atau lembaga formal, tetapi juga merupakan proses yang terjadi di lingkungan sosial dan keluarga seseorang.


"Setiap anak Adam berhak atas pendidikan." (Hadis riwayat Tirmidzi)


Hadis ini menekankan bahwa setiap orang berhak atas pendidikan, tanpa terkecuali. Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang harus diakui dan dihargai oleh semua pihak.


"Ilmu itu adalah bekal orang yang bertaqwa." (Hadis riwayat Abu Dawud)


Hadis ini menekankan bahwa pengetahuan merupakan modal yang sangat penting bagi seseorang yang bertaqwa. Pengetahuan tidak hanya membantu seseorang untuk memahami dunia di sekitarnya, tetapi juga membantu seseorang untuk menjalani hidup dengan lebih baik dan bertaqwa.


"Barangsiapa yang menuntut ilmu, maka ia sedang mencari jalan menuju surga." (Hadis riwayat Ahmad)


Hadis ini menekankan bahwa proses belajar merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. Belajar merupakan cara untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seseorang, serta membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.


Landasan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi terbangunnya konsepsi manusia dan pendidikan. Sosial merujuk pada interaksi antar individu di dalam masyarakat yang membentuk struktur, norma, dan nilai-nilai yang berlaku. Masyarakat memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk pandangan seseorang tentang manusia dan pendidikan, karena ia merupakan tempat seseorang tumbuh dan berkembang.


Landasan ekonomi juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam terbangunnya konsepsi manusia dan pendidikan. Ekonomi merujuk pada cara seseorang mengelola sumberdaya yang dimilikinya, termasuk sumberdaya keuangan, tenaga kerja, dan modal, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsepsi manusia dan pendidikan yang terbentuk akan dipengaruhi oleh faktor ekonomi, seperti tingkat pendapatan, tingkat pengangguran, dan tingkat inflasi di suatu negara.


Landasan politik juga memiliki pengaruh dalam terbangunnya konsepsi manusia dan pendidikan. Politik merujuk pada cara seseorang atau kelompok memperoleh, mempertahankan, dan menggunakan kekuasaan di dalam masyarakat. Konsepsi manusia dan pendidikan yang terbentuk akan dipengaruhi oleh sistem politik yang berlaku di suatu negara, seperti sistem demokrasi, otoritarian, atau totaliter.


Implikasi dari landasan sosial, ekonomi, dan politik bagi upaya meretas jati diri dan nilai manusia adalah bahwa seseorang harus memahami dan mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam mengembangkan jati diri dan nilai-nilai yang dimilikinya. Seseorang harus memahami bagaimana masyarakat, ekonomi, dan politik mempengaruhi pandangan dan nilai-nilai yang dimilikinya, dan harus mempertimbangkan apakah pandangan dan nilai-nilai tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal atau tidak. Dengan demikian, upaya meretas jati diri dan nilai manusia harus dilakukan dengan mempertimbangkan landasan sosial, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi seseorang.


Tidak ada landasan yang dapat dianggap sebagai yang terbaik untuk menyelamatkan masa depan manusia. Semua landasan tersebut memiliki peran yang penting dalam membentuk masa depan manusia. Landasan sosial, ekonomi, dan politik saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, sehingga perlu adanya keseimbangan dan sinergi antara ketiga landasan tersebut.


Landasan sosial memiliki peran yang penting dalam membentuk masa depan manusia karena masyarakat merupakan tempat seseorang tumbuh dan berkembang. Landasan ini juga mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain di dalam masyarakat, serta cara seseorang memahami dan memahami norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.


Landasan ekonomi juga memiliki peran yang penting dalam membentuk masa depan manusia, karena ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Landasan ini juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan seseorang dan tingkat akses terhadap peluang dan sumberdaya yang tersedia.


Landasan politik juga memiliki peran yang penting dalam membentuk masa depan manusia, karena politik merupakan cara seseorang atau kelompok memperoleh, mempertahankan, dan menggunakan kekuasaan di dalam masyarakat. Landasan ini juga mempengaruhi struktur pemerintahan dan tingkat kebebasan seseorang di dalam masyarakat.


Jadi, untuk menyelamatkan masa depan manusia, diperlukan adanya keseimbangan dan sinergi antara landasan sosial, ekonomi, dan politik. Seseorang harus memahami bagaimana masing-masing landasan tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, serta harus mempertimbangkan bagaimana cara terbaik untuk mengelola ketiga landasan tersebut agar dapat membentuk masa depan yang lebih baik bagi manusia.


Soal Nomor 2


Hari ini banyak muncul problem belajar yang salah satunya dikarenakan crisis in the classroom, banyak tekanan, dan hilangnya keceriaan dalam belajar. Coba apa yang saudara ketahui tentang etika organisasi atau secara khusus etika dalam pendidikan dan bagaimana memperlakukan peserta didik yang ramah? Beri argumen kenapa membahas etika pendidikan menjadi penting dalam hadis Manajemen? Tulis dan terjemahkan hadis dibawah ini sebagai dasar penjelasan profetis dari argumen soal nomor 1 saudara.. 


عَنْ أَنَسٍ اِبْنِ مَالِكٍ عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تَنَفَّرُوْا وَكَانَ يُحِبُّ الْتَخْفِيْفِ وَالتَّيْسِرِ عَلَى النَّاسِ  (رواه البخارى)


Jawaban :


Etika organisasi atau etika dalam pendidikan adalah prinsip-prinsip yang mengatur tingkah laku individu atau kelompok di dalam organisasi atau lembaga pendidikan. Etika dalam pendidikan merupakan suatu sistem norma yang mengatur tingkah laku individu atau kelompok yang bertanggung jawab dalam mengelola, mengembangkan, dan menyampaikan pendidikan.


Salah satu aspek penting dari etika dalam pendidikan adalah bagaimana cara memperlakukan peserta didik dengan ramah. Memperlakukan peserta didik dengan ramah merupakan suatu tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, termasuk guru, karyawan, dan pihak keluarga.


Untuk memperlakukan peserta didik dengan ramah, diperlukan adanya sikap empati dan kepedulian terhadap kebutuhan dan perasaan peserta didik. Guru harus mampu memahami dan memperhatikan kebutuhan individual peserta didik, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan agar peserta didik dapat berkembang dengan baik.


Selain itu, memperlakukan peserta didik dengan ramah juga mencakup menghargai hak-hak dan martabat peserta didik, serta memberikan perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif. Guru harus memberikan perlakuan yang sama kepada semua peserta didik tanpa memandang latar belakang, jenis kelamin, atau agama.


Dengan memperlakukan peserta didik dengan ramah, diharapkan dapat tercipta suasana belajar yang positif dan kondusif, sehingga peserta didik dapat belajar dengan lebih efektif dan merasa nyaman di lingkungan pendidikan.


Membahas etika pendidikan menjadi penting dalam hadis Manajemen karena etika merupakan prinsip-prinsip yang mengatur tingkah laku individu atau kelompok di dalam organisasi atau lembaga pendidikan. Hadis Manajemen merupakan kerangka pemikiran yang mengatur cara seseorang atau kelompok mengelola, mengembangkan, dan menyampaikan pendidikan.


Etika pendidikan memiliki peran yang penting dalam hadis Manajemen karena etika merupakan dasar yang mengatur tingkah laku individu atau kelompok yang bertanggung jawab dalam proses pendidikan. Etika menentukan bagaimana cara individu atau kelompok harus bersikap dan bertindak di dalam organisasi atau lembaga pendidikan, serta bagaimana cara memperlakukan peserta didik dengan baik dan ramah.


Selain itu, membahas etika pendidikan menjadi penting dalam hadis Manajemen karena etika membantu menciptakan suasana belajar yang positif dan kondusif. Dengan memperlakukan peserta didik dengan ramah dan adil, diharapkan dapat tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik. Hal ini akan membantu peserta didik untuk belajar dengan lebih efektif dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.


Dengan demikian, membahas etika pendidikan menjadi penting dalam hadis Manajemen karena etika merupakan dasar yang mengatur tingkah laku individu atau kelompok di dalam organisasi atau lembaga pendidikan, serta membantu menciptakan suasana belajar yang positif dan kondusif bagi peserta didik.


Terjemah Hadits :


عَنْ أَنَسٍ اِبْنِ مَالِكٍ عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تَنَفَّرُوْا وَكَانَ يُحِبُّ الْتَخْفِيْفِ وَالتَّيْسِرِ عَلَى النَّاسِ  (رواه البخارى)


"Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bersabda: 'Jadilah mudah, jangan menyulitkan, memberi kabar gembira, jangan menakut-nakuti, sesungguhnya beliau senang memberikan kemudahan dan keringanan bagi manusia.' (Hadits riwayat Bukhari)"


Hadis di atas merupakan sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Dalam hadis tersebut, Nabi Muhammad menekankan pentingnya memberikan kemudahan dan memberikan kabar gembira kepada orang lain, serta menghindari tindakan yang menyulitkan atau menakut-nakuti orang lain. Nabi Muhammad juga menyatakan bahwa beliau senang memberikan kemudahan dan keringanan bagi manusia.


Hadis ini mengandung beberapa pesan penting, yaitu:


Jadilah mudah dalam bersikap dan bertindak, jangan menyulitkan orang lain.


Memberikan kabar gembira kepada orang lain merupakan tindakan yang baik dan diapresiasi oleh Nabi Muhammad.


Menakut-nakuti orang lain merupakan tindakan yang tidak baik dan tidak disukai oleh Nabi Muhammad.


Nabi Muhammad senang memberikan kemudahan dan keringanan bagi manusia, sehingga kita sebagai umatnya sebaiknya juga melakukan hal yang sama.


Hadis ini mengajarkan kepada kita untuk selalu bersikap dan bertindak dengan mudah, memberikan kebahagiaan kepada orang lain, serta menghindari tindakan yang menyulitkan atau menakut-nakuti orang lain. Kita sebaiknya selalu menjadi orang yang mudah dalam bersikap dan bertindak, serta memberikan kebahagiaan kepada orang lain.


Soal Nomor 3


Problem mendasar dalam praktek pendidikan hari ini adalah hilangnya sikap tegas dari pemimpin. Pemimpin, manajer pendidikan yang seharusnya menjadi pilar pendidikan rubuh karena kasus indisiplin, korupsi, kehilangan visi dan kemampuan membimbing, memfasilitasi dan menjadi dinamisator.  Pemimpin adalah kunci dari pelaksanaan manajemen. Dia yang punya otoritas, power, kekuasaan politik untuk dimanfaatkan sebaik mungkin menggerakkan organisasi.  Kegagalan memahami kondisi ini akan berdampak hilangnya agregasi, greget dan spirit pendidikan sebagai satu satunya instrumen perubahan yang paling sistematis di dunia ini. Jelaskan dan tulis hadis tentang pemimpin yang harus memiliki akuntabilitas, pertanggung jawaban, keterbukaan dan kemauan bekerja keras demi amanat suci? Bagaimana pandangan saudara bahwa pemimpin akan bertanggung jawab bukan saja dalam kontek hidup di dunia, organisasi, kelembagaan, tetapi juga di hadapan Allah SWT sebagai pemberi amanah kepemimpinan ?

Jawaban :


Salah satu problem mendasar dalam praktek pendidikan hari ini adalah hilangnya sikap tegas dari pemimpin. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan, karena sikap tegas merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan.


Sikap tegas merupakan sikap yang konsisten dalam menjalankan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diyakini benar, serta tidak mudah terpengaruh oleh tekanan atau pengaruh dari luar. Pemimpin yang memiliki sikap tegas akan lebih mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan bijaksana.


Tanpa sikap tegas, pemimpin akan lebih mudah terpengaruh oleh tekanan atau pengaruh dari luar, sehingga tidak mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik atau ketidakstabilan dalam lembaga pendidikan, serta dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan.


Oleh karena itu, hilangnya sikap tegas dari pemimpin merupakan problem mendasar yang harus diatasi dalam praktek pendidikan hari ini. Pemimpin harus mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan sikap tegas dan konsisten, sehingga dapat menciptakan suasana yang kondusif bagi proses pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik.


Pemimpin atau manajer pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam pendidikan. Mereka bertanggung jawab dalam mengelola, mengembangkan, dan menyampaikan pendidikan. Namun, ada kalanya pemimpin atau manajer pendidikan mengalami masalah yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan.


Salah satu masalah yang sering terjadi adalah kasus indisiplin. Pemimpin atau manajer pendidikan yang tidak memiliki sikap disiplin akan sulit mengelola lembaga pendidikan dengan baik, karena tidak mampu menjalankan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diyakini benar. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakstabilan dalam lembaga pendidikan, serta dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan.


Korupsi juga merupakan masalah yang sering terjadi dalam pendidikan. Pemimpin atau manajer pendidikan yang melakukan korupsi akan kehilangan integritas dan profesionalisme, sehingga tidak mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakpercayaan dan kehilangan visi dalam lembaga pendidikan.


Selain itu, pemimpin atau manajer pendidikan yang kehilangan visi dan kemampuan membimbing, memfasilitasi, dan menjadi dinamisator juga merupakan masalah yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan. Pemimpin atau manajer pendidikan yang tidak memiliki visi akan kesulitan mengembangkan lembaga pendidikan dengan baik, sementara pemimpin atau manajer pendidikan yang tidak mampu membimbing, memfasilitasi, dan menjadi dinamisator akan kesulitan dalam membantu pertumbuhan peserta didik.


Oleh karena itu, masalah indisipliner, korupsi, kehilangan visi, dan kemampuan membimbing, memfasilitasi, dan menjadi dinamisator merupakan masalah yang harus diatasi agar pemimpin atau manajer pendidikan dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik dan dapat menciptakan suasana yang kondusif bagi proses pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik.


Pemimpin merupakan salah satu elemen penting dalam pelaksanaan manajemen, karena pemimpin memiliki otoritas, power, dan kekuasaan politik yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan organisasi. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengelola, mengembangkan, dan menyampaikan pendidikan.


Otoritas merupakan hak yang dimiliki oleh pemimpin untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan yang dianggap tepat dalam mengelola organisasi. Power merupakan kekuatan yang dimiliki oleh pemimpin untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok dalam organisasi. Kekuasaan politik merupakan kemampuan pemimpin dalam memanfaatkan hubungan-hubungan dan kekuatan-kekuatan dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


Dengan otoritas, power, dan kekuasaan politik yang dimiliki, pemimpin dapat menggerakkan organisasi dengan lebih efektif dan efisien. Pemimpin dapat membuat keputusan yang tepat dan mengambil tindakan yang dianggap tepat untuk mengelola organisasi, serta mempengaruhi orang lain atau kelompok dalam organisasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pemimpin juga dapat memanfaatkan hubungan-hubungan dan kekuatan-kekuatan dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


Oleh karena itu, pemimpin merupakan kunci dari pelaksanaan manajemen, karena pemimpin memiliki otoritas, power, dan kekuasaan politik yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan organisasi. Pemimpin harus mampu mengelola, mengembangkan, dan menyampaikan pendidikan dengan baik, serta memanfaatkan otoritas, power, dan kekuasaan politik yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


Kegagalan memahami kondisi saat ini dapat berdampak pada hilangnya agregasi, greget, dan spirit pendidikan sebagai satu-satunya instrumen perubahan yang paling sistematis di dunia. Hal ini dapat terjadi karena pendidikan merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan perubahan secara sistematis.


Agregasi merupakan proses penyatuan atau penggabungan yang dilakukan dalam lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Greget merupakan semangat atau keinginan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Spirit merupakan semangat yang mendorong seseorang untuk terus berusaha dan bekerja keras mencapai tujuan yang diinginkan.


Jika kegagalan memahami kondisi saat ini terjadi, maka lembaga pendidikan akan kesulitan dalam mengelola dan mengembangkan perubahan secara sistematis. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya agregasi, greget, dan spirit pendidikan, sehingga lembaga pendidikan tidak mampu mencapai tujuan yang diinginkan.


Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi saat ini dengan baik agar lembaga pendidikan dapat mengelola dan mengembangkan perubahan secara sistematis, serta mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat terus berfungsi sebagai instrument perubahan yang paling sistematis di dunia.


Berikut adalah sebuah hadis yang menjelaskan tentang pentingnya akuntabilitas bagi seorang pemimpin:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَأْكُلُ اللَّحْمَ وَيَتَأَكَّلُ الرِّبَا".


Artinya: "Bukanlah orang yang benar-benar beriman, yang makan daging dan mengonsumsi riba." (HR. Bukhari)


Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa seseorang yang benar-benar beriman tidak hanya harus memperhatikan prinsip-prinsip moral dalam kehidupan pribadinya, tetapi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip moral dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang benar-benar beriman harus memiliki akuntabilitas yang tinggi dan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain atau merugikan masyarakat.


Secara khusus, hadis ini menegaskan bahwa pemimpin yang benar-benar beriman tidak boleh mengonsumsi riba atau mengambil keuntungan dari kegiatan yang merugikan orang lain. Pemimpin harus memiliki akuntabilitas yang tinggi dan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain atau merugikan masyarakat. Pemimpin harus memiliki akuntabilitas yang tinggi dan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain atau merugikan masyarakat.


Hadits tentang pemimpin yang harus memiliki pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:


حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَرْوَزِيُّ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنَا سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَزَادَ اللَّيْثُ قَالَ يُونُسُ كَتَبَ رُزَيْقُ بْنُ حُكَيْمٍ إِلَى ابْنِ شِهَابٍ وَأَنَا مَعَهُ يَوْمَئِذٍ بِوَادِي الْقُرَى هَلْ تَرَى أَنْ أُجَمِّعَ وَرُزَيْقٌ عَامِلٌ عَلَى أَرْضٍ يَعْمَلُهَا وَفِيهَا جَمَاعَةٌ مِنْ السُّودَانِ وَغَيْرِهِمْ وَرُزَيْقٌ يَوْمَئِذٍ عَلَى أَيْلَةَ فَكَتَبَ ابْنُ شِهَابٍ وَأَنَا أَسْمَعُ يَأْمُرُهُ أَنْ يُجَمِّعَ يُخْبِرُهُ أَنَّ سَالِمًا حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ قَالَ وَحَسِبْتُ أَنْ قَدْ قَالَ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي مَالِ أَبِيهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ


Artinya : “Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Muhammad Al Marwazi] berkata, telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Salim bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Umar] radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin." [Al Laits] menambahkan; [Yunus] berkata; Ruzaiq bin Hukaim menulis surat kepada [Ibnu Syihab], dan pada saat itu aku bersamanya di Wadi Qura (pinggiran kota), "Apa pendapatmu jika aku mengumpulkan orang untuk shalat Jum'at?" -Saat itu Ruzaiq bertugas di suatu tempat dimana banyak jama'ah dari negeri Sudan dan yang lainnya, yaitu di negeri Ailah-. Maka Ibnu Syihab membalasnya dan aku mendengar dia memerintahkan (Ruzaiq) untuk mendirikan shalat Jum'at. Lalu mengabarkan bahwa [Salim] telah menceritakan kepadanya, bahwa ['Abdullah bin 'Umar] berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut." Aku menduga Ibnu 'Umar menyebutkan: "Dan seorang laki-laki adalah pemimpin atas harta bapaknya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atasnya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya." (H.R. Bukhari : 844)


Hadis ini menekankan bahwa setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil. Pemimpin harus mempertimbangkan dengan seksama dampak dari keputusan tersebut terhadap orang-orang yang dipimpinnya, baik yang berada di bawahnya maupun yang di atasnya. Pemimpin harus bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang diambil, tidak boleh hanya mengabaikan kewajiban dan tanggung jawabnya.


Hadis ini juga menekankan pentingnya keadilan dan kehati-hatian dalam memimpin. Pemimpin harus memperlakukan orang-orang yang dipimpinnya dengan adil, tidak boleh memihak atau memperlakukan seseorang dengan tidak adil hanya karena kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok tertentu. Pemimpin harus mempertimbangkan dengan hati-hati dampak dari keputusan yang diambil terhadap orang-orang yang dipimpinnya, dan tidak boleh membuat keputusan yang merugikan atau merugikan orang lain.


Selain itu, hadis ini menekankan pentingnya keterbukaan dan kemauan bekerja keras bagi seorang pemimpin. Pemimpin harus mampu menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan terbuka, tidak menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi atau mengelabui orang lain. Pemimpin harus mampu memberikan jawaban yang jujur dan terbuka terhadap pertanyaan yang diajukan kepadanya, karena ini merupakan salah satu cara untuk menunjukkan kepemimpinan yang baik dan dapat dipercaya. Hadis ini juga menekankan pentingnya kemauan bekerja keras bagi seorang pemimpin. Pemimpin harus memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja keras demi amanat suci yang diberikan kepadanya, tidak boleh mengabaikan kewajiban dan tanggung jawabnya hanya karena malas atau tidak mau bekerja keras. Pemimpin harus memiliki komitmen yang tinggi untuk bekerja keras demi keberhasilan amanat suci yang diberikan kepadanya, agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang-orang yang dipimpinnya.


Menurut pandangan saya, pemimpin memang harus bertanggung jawab bukan hanya dalam kontek hidup di dunia, organisasi, dan kelembagaan, tetapi juga di hadapan Allah SWT sebagai pemberi amanah kepemimpinan. Pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar terhadap orang-orang yang dipimpinnya, baik dari segi keberlangsungan hidup, kesejahteraan, maupun kemajuan. Sebagai pemimpin, seseorang harus memahami bahwa kepemimpinan merupakan amanah yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Allah SWT.


Pemimpin harus memahami bahwa kepemimpinan bukan merupakan hak yang dimiliki secara mutlak, tetapi merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Pemimpin harus memahami bahwa kepemimpinan merupakan amanah yang harus dipenuhi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Pemimpin harus memahami bahwa kepemimpinan merupakan amanah yang harus dipenuhi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.


Soal Nomor 4


Pendidikan Islam ditujukan selain dalam kontek ideal ibadah kepada Allah [ridhallah, syiarul islam, dar akhirah], namun dalam kontek praktis juga membangun kapasitas manusia menjadi berdaya. Mukmin yang kuat itu dicintai Allah.


عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمُئْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ . اَحْرَصَ عَلَى مَا يَنْفَعَكَ وَاَسْتَعِنْ بِا اللهِ وَلَا تَحْزَنْ وَإِنْ اَصَابَكَ شَيْئٌ وَلَا تَقُلْ : لَوْ اَنِّى فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا وَكُنْ قُلْ : قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَاِنْ لَوْ تُفَتَّحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمْ)


Coba beri argumentasi apa manfaat dan keunggulan ilmu bagi manusia. Beri argument berdasar hadis hadis pilihan yang anda ketahui berkait Controlling: menilai hasil pekerjaan dan Evaluasi Pendidikan?

Jawaban : 


Pendidikan Islam memang ditujukan tidak hanya dalam kontek ideal ibadah kepada Allah, melainkan juga dalam kontek praktis membangun kapasitas manusia menjadi berdaya. Pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia secara menyeluruh, baik dari segi spiritual maupun non-spiritual. Pendidikan Islam tidak hanya memberikan pengetahuan tentang ajaran-ajaran agama, melainkan juga memberikan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk hidup sehat, produktif, dan bermanfaat bagi masyarakat.


Selain itu, pendidikan Islam juga bertujuan untuk membantu manusia mengembangkan karakter yang mulia, seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Pendidikan Islam membantu manusia menjadi mukmin yang kuat, yaitu orang yang memiliki keimanan yang kuat kepada Allah dan menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik. Mukmin yang kuat adalah orang yang dicintai oleh Allah, karena ia memiliki kekuatan untuk menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik dan membantu orang lain melakukan hal yang sama.


Terjemah dan penjelasan hadits :


عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمُئْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ . اَحْرَصَ عَلَى مَا يَنْفَعَكَ وَاَسْتَعِنْ بِا اللهِ وَلَا تَحْزَنْ وَإِنْ اَصَابَكَ شَيْئٌ وَلَا تَقُلْ : لَوْ اَنِّى فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا وَكُنْ قُلْ : قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَاِنْ لَوْ تُفَتَّحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمْ)


Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah dalam segala hal." Cepat-cepatlah mencari apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, janganlah merasa sedih, dan jika terjadi sesuatu kepadamu, janganlah berkata, "Kalau saja aku melakukan ini dan itu," akan tetapi katakanlah, "Allah telah menentukan apa yang Dia kehendaki, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi." Jika tidak demikian, maka akan terbuka pintu-pintu kejahatan setan. (HR. Muslim)


Hadits ini menekankan pentingnya kekuatan iman bagi seorang mukmin. Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, karena mukmin yang kuat lebih mampu menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik dan membantu orang lain melakukan hal yang sama. Selain itu, hadits ini juga menekankan pentingnya meminta pertolongan kepada Allah dalam setiap masalah yang dihadapi, dan tidak merasa sedih atau putus asa dalam menghadapi masalah tersebut. Hadits ini juga mengingatkan kita untuk selalu bersikap pasrah kepada kehendak Allah, dan tidak merasa menyesal atau berkeluh kesah terhadap apa yang telah terjadi.


Beberapa manfaat dan keunggulan ilmu bagi manusia:


Ilmu memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas, sehingga membantu manusia memahami dunia dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya. Dengan ilmu, manusia dapat memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena alam, sosial, dan budaya yang terjadi di sekitarnya.


Ilmu memberikan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik. Misalnya, ilmu kedokteran memberikan keterampilan dan kemampuan untuk merawat kesehatan, ilmu teknologi memberikan keterampilan dan kemampuan untuk menciptakan dan memanfaatkan teknologi, dan ilmu sosial memberikan keterampilan dan kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan sosial.


Ilmu membantu manusia memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan memahami masalah dan cara menyelesaikannya, manusia dapat menemukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatasi masalah tersebut.


Ilmu membantu manusia mengembangkan karakter yang mulia. Dengan memperoleh ilmu yang luas dan mendalam, manusia dapat mengembangkan karakter-karakter positif seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama.


Ilmu memberikan keunggulan kompetitif bagi manusia. Orang yang memiliki ilmu yang luas dan mendalam akan memiliki keunggulan dalam bersaing dengan orang lain, baik dalam karir maupun dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu membantu manusia memahami dan menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya, sehingga dapat bersikap proaktif dan tidak terkalahkan oleh tantangan-tantangan yang ada.


Dalam ajaran Islam evaluasi merupakan pemahaman yang tidak baru lagi. Artinya, evaluasi adalah suatu ajaran yang pasti dan harus dilakukan oleh umat Islam. Dalam hal ini, umat Islam dapat mewacanakan hadits Rasulullah SAW sebagai landasan berfikir dan pijakan dalam tindakan.


Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan hasil belajar.


Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, maka Nabi Muhammad SAW melakukan evaluasi kepada sahabat-sahabatnya. Dengan mengevaluasi para sahabatnya, Rasulullah mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agama atau dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan, Nabi Muhammad SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat al-qur’an dihadapannya dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.


Begitu banyak hadits yang mengindikasikan tentang evaluasi, antara lain:


حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ الْجَعْدِ أَبِي عُثْمَانَ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيُّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ الْجَعْدِ أَبِي عُثْمَانَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ بِمَعْنَى حَدِيثِ عَبْدِ الْوَارِثِ وَزَادَ وَمَحَاهَا اللَّهُ وَلَا يَهْلِكُ عَلَى اللَّهِ إِلَّا هَالِكٌ.


Artinya: “Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [al-Ja'd Abu Utsman] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja' al-Utharidi] dari [Ibnu Abbas] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dari sesuatu yang diriwayatkan dari Rabbnya, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menuliskan kebaikan dan kejelekan, kemudian menerangkan hal tersebut, 'Barangsiapa berkeinginan untuk kebaikan namun belum melakukannya maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna untuknya, dan barangsiapa berkeinginan untuk suatu kebaikan lalu melakukannya maka Allah mencatat untuknya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat hingga beberapa kali lipat. Dan jika dia berkeinginan untuk kejelekan namun dia belum mengerjakannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai kebaikan yang sempurna untuknya, namun jika dia mengamalkannya maka Allah mencatatnya sebagai satu dosanya'." Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman] dari [al-Ja'd Abu Utsman] dalam sanad ini dengan makna hadits Abdul Warits, dan dia menambahkan, 'Dan Allah menghapusnya, dan tidaklah celaka (karena durhaka) kepada Allah melainkan orang yang celaka'." (HR. Bukhari No. 187).


Hadits tersebut merupakan hadits qudsi yang menunjukkan kemurahan dan kasih sayang Allah yang sempurna kepada manusia. Allah menjelaskan bahwa Ia telah menetapkan kebaikan dan keburukan. Lalu memerintah malaikat pencatat amal untuk mencatat keinginan kita berbuat kebaikan dengan satu pahala kebaikan walaupun kita belum melaksanakannya. Sebaliknya bila kita berkeinginan berbuat keburukan dan dosa namun tidak melaksanakannya karena takut kepada Allah maka dicatat sebagai suatu kebaikan. Setelah malaikat mencatat amal perbuatan manusia maka Allah akan membalas mereka sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.


Ketentuan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Allah terhadap makhluknya tidak akan menyalahi aturan yang ditetapkan sehingga tidak ada orang yang teraniaya atau dirugikan. Kesalahan hanya dihitung sesuai dengan jumlah kesalahan (dosa), tetapi kebaikan dihitung berlipat ganda.


Selain hadits di atas, terdapat hadits yang menjelaskan ketika Rasulullah di evaluasi oleh allah melalui malaikat jibril. Sebagaimana kisah kedatangan malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW. Ketika beliau sedang mengajar sahabat di suatu majlis. Malaikat jibril menguji dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan beliau tentang iman, islam dan ihsan.


عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [ رواه مسلم ]


Artinya:” Dari Umar RA. juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah SAW suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada lututnya (Rasulullah SAW) seraya berkata, “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu”, kemudian dia berkata, “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata, “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ". Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda, “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah SAW) bertanya,“ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. Aku berkata,“ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda,“ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (H.R. Muslim)


Hadits ini merupakan hadits yang memiliki makna sangat dalam, karena di dalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Kemudian hadits ini juga mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah).

4 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama