Konsep Dasar Manajemen | Prinsip-Prinsip Manajemen

1. Prinsip Manajemen Berdasarkan Sasaran

MPI Press - Manajemen berdasarkan sasaran atau Management By Objective (MBO) pertama kali dipopulerkan sebagai pendekatan terhadap perencanaan oleh Peter Drucker yang dikenal dalam bukunya The Practice of Management (1954). MBO merupakan teknik manajemen untuk mendo- rong partisipasi dan komunikasi bawahan, membantu memperjelas, menjabarkan, dan mengomunikasikan tujuan, serta hasil yang diharapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Kunci utama MBO adalah partisipasi dan komunikasi dalam penetapan tujuan atau perencanaan.

MBO dimulai dari asumsi positif terhadap manusia. MBO mengasumsikan bahwa pada dasarnya manusia suka bekerja, ingin mencapai sesuatu, dapat mendorong, dan mengarahkan diri sendiri. MBO bertujuan memanfaatkan karakteristik tersebut secara optimal dengan memberikan lingkungan yang mendukung.

John R. Schermenhorn dalam Nanang Fattah (2004:33) berpendapat bahwa pada dasarnya organisasi mempunyai tujuan resmi yang disebut misi dan tujuan operasi. Misi organisasi membantu organisasi dalam identifikasi, integrasi, kolaborasi, adaptasi, dan pembaharuan diri. Sedangkan tujuan operasi mencapai tingkat keuntungan, posisi pasar, sumber daya, efisiensi, kualitas, inovasi, dan tanggung jawab sosial. Proses MBO dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

MBO merupakan sistem yang mengandung berbagai unsur. Menurut Reddin (1970) MBO dapat efektif jika mengandung unsur- unsur di bawah ini:

a. Komitmen pada program, artinya keterlibatan setiap tingkat manajer sangat dibutuhkan, karena MBO membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

b. Penentuan sasaran pada tingkat puncak, artinya manajer puncak menetapkan terlebih dahulu tujuan pendahuluan setelah konsultasi dengan anggota organisasi.

c. Sasaran individu, maksudnya penentuan tujuan setiap tingkat untuk membantu para karyawan mengetahui apa yang diharapkan diri mereka.

d. Peran serta aktif semua tingkatan manajer sangat menentukan tercapai tidaknya sasaran.

e. Otonomi pelaksanaan rencana, artinya setiap individu mempunyai keleluasaan memilih sarana untuk mencapai sasaran.

f. Penilai prestasi, artinya harus ada evaluasi yang dilakukan secara terprogram untuk menilai kemajuan menuju sasaran. 

Mamduh M. Hanafi (2011-128) juga mengemukakan elemen MBO untuk mendorong motivasi karyawan.

a. Komitmen. Suksesnya MBO memerlukan komitmen manajemen yang tinggi khususnya komitmen dari manajemen puncak.

b. Penetapan tujuan pendek. Program MBO yang efektif dimulai dari manajemen puncak dan tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan dengan jelas dan dapat diukur.

c. Tujuan individu. Tujuan individu harus dinyatakan dengan jelas dan siapa yang bertanggung jawab.

d. Partisipasi. Partisipasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan manajemen.

e. Komunikasi. Manajer dan bawahan melakukan komunikasi yang intensif dalam proses penentuan tujuan Manajer biasanya mengkomunikasikan tujuan manajemen puncak dan bawahan mendiskusikan apa yang perlu disumbangkan untuk mendukung tujuan tersebut.

f. Otonomi dalam pelaksanaan. Otonomi pelaksanaan mendorong kreativitas dan komitmen bawahan, serta memberikan kebebasan dalam batas-batas tertentu.

g. Review prestasi. Review kemajuan yang telah dicapai dalam memberikan perbaikan. umpan balik yang kemudian dapat memberikan input perbaikan.

Selanjutnya Nanang Fattah (2004:34) mengemukakan kelebihan MBO yaitu:

a. Pengelolaan cenderung lebih baik, karena keharusan membuat program.

b. Peranan dan fungsi struktur organisasi harus jelas.

c. Individu mengikat diri pada tugas-tugasnya.

d. Pengawasan lebih efektif berkembang.

Nanang Fattah (2004:35) juga menyatakan kekurangan MBO, yaitu:

a. Tidak mudah menanamkan pemahaman tentang konsep-konsep dan pemberian motivasi kepada bawahan untuk mempelajari penggunaan teknik MBO secara tepat.

b. Tidak mudah menentukan tujuan dengan memberikan kesempatan kepada para anggota untuk berpartisipasi.

c. Tidak mudah menilai prestasi kerja karena tidak setiap prestasi dapat diukur secara kuantifikasi.

d. Perubahan yang diinginkan MBO dalam perilaku manajer kemungkinan akan menimbulkan masalah dalam proses MBO dan titik berat akan bergeser dari menilai menjadi membantu bawahan.

Untuk mendukung MBO yang efektif, Mamduh M. Hanafi (2011:129) mengemukakan beberapa langkah yang dapat dilakukan:

a. Komitmen manajemen puncak harus selalu ada.

b. Melatih dan mendidik manajer dalam penggunaan MBO.

c. Menetapkan tujuan dengan jelas.visi

d. Mengembangkan umpan balik yang efektif.

e. Mendorong partisipasi.

2. Prinsip Manajemen Berdasarkan Orang (Management By Human/MBH)

Manajemen berdasarkan orang merupakan suatu konsep manajemen modern yang mengkaji keterkaitan dimensi perilaku dan komponen sistem kaitannya dengan perubahan dan pengembangan organisasi Tuntutan dan pengembangan yang muncul sebagai akibat tuntutan lingkungan internal dan eksternal membawa implikasi terhadap perubahan perilaku dan kelompok dalam organisasi.

Manajer pada umumnya bekerja pada lingkungan yang selalu berubah. Perubahan lingkungan yang bermacam-macam menuntut organisasi selalu menyesuaikan diri. Salah satu upaya yang paling penting adalah dengan mengembangkan sumber daya manusia dengan diimbangi pengembangan organisasi. Tuntutan perubahan organisasi juga sering ditemukan dalam berbagai konflik, baik konflik individu, kelompok, maupun antar kelompok.

3. Prinsip Manajemen Berdasarkan Informasi

Semua kegiatan manajemen pasti membutuhkan informasi. Informasi yang dibutuhkan manajer disediakan oleh Sistem Informasi Manajemen (Management Information System/MIS) yaitu suatu sistem yang menyedia- kan informasi untuk manajer secara teratur. Informasi ini dimanfaatkan. sebagai dasar melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai. Sistem ada karena berbagai tekanan untuk mengembangkan informasi dan perkembangan lingkungan. Dengan perkataan lain, SIM (Sistem Informasi Manajemen) merupakan keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan kepada pembuatan keterangan-keterangan bagi manajer yang berfungsi sebagai pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang telah diolah dan dianalisis melalui suatu cara sehingga menjadi berarti Sedangkan data adalah fakta atau fenomena yang belum dianalisis seperti jumlah, angka, nama, dan lambang yang menggambarkan suatu objek, ide, kondisi, dan situasi.

Sumber : Dasar-Dasar Manajemen | Dr. Badrudin, M.Ag

Post a Comment

أحدث أقدم